Perdarahan uterus abnormal pada wanita yang terjadi pada masa antara menarche dan menopause yang tidak berhubungan dengan :
- Obat-obatan
- Kelainan darah
- Penyakit sistemik
- Trauma
- Keganasan
- Kehamilan
Perdarahan uterus abnormal hampir selalu disebabkan oleh gangguan poros hormonal hipotalamus- hipofisis – ovarium
Diagnosa PUD umumnya dibuat setelah penyebab organik dari PUA disingkirkan.
Perdarahan pada umumnya berasal dari endometrium stadioum proliferatif.
Pada sebagian besar kasus, PUD berkaitan dengan :
- Siklus ovarium yang anovulasi atau ologiovulasi ( misal pada PCOS)
- Tingkat kadar estrogen yang tidak sebanding dengan kadar progesteron
POLA PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSI :
POLIMENOREA : frekuensi haid yang abnormal yang berlangsung setiap < 24 hari
MENORAGIA : Haid yang berlebihan dan berkepanjangan ( > 80 ml dan berlangsung > 7 hari ) namun dengan siklus yang normal
METRORAGIA : Episode perdarahan yang tidak beraturan
MENOMETRORAGIA : Perdarahan uterus yang tidak teratur dan jumlah berlebihan
Sebagian besar kejadian PUD terjadi pada masa sekitar menarche (usia 11 – 14 tahun ) atau sekitar menopause ( usia 45 – 50 tahun ).
Pada masa perimenopause , perdarahan uterus anovulasi seringkali disebabkan oleh menurunnya kapasitas ovarium.
Pada masa remaja, perdarahan anovulasi sering disebabkan oleh kegagalan sistem hipotalamus – hipofisis untuk merespon mekanisme umpan balik positif dari estrogen.
Proses normal yang berlangsung pada siklus haid yang fisiologis :
1.
Kadar estrogen meningkat secara gradual sehingga endometrium tumbuh dengan baik pada stadium proliferasi
2. 24 jam pasca kenaikan mendadak (surge) dari hormon LH – luteiniozin
3. hormon, terjadi ovulasi dan diikuti dengan pembentukan corpus luteum yang menghasilkan progesteron
4. Pada fase luteal (fase sekresi) , terdapat kenaikan kadar prostaglandin F2α (vasokonstriktor kuat) yang menyebabkan terjadinya iskemia endometrium
Pada siklus yang anovulasi, kadar prostaglandine dalam endometrium non-sekresi rendah sehingga periode haid tidak berlangsung secara efisien.
Siklus anovulasi (kadar estrogen tidak diimbangi dengan kadar progesteron yang memadai) yang berulang akan menyebabkan hiperplasia atau karsinoma endometrium.
DIAGNOSA
Diagnosis PUD dibuat dengan menyingkirkan berbagai penyebab dari perdarahan uterus abnormal. Kemungkinan kehamilan harus terlebih dulu disingkirkan
PENYEBAB NON DISFUNGSIONAL DARI PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL :
1. Iatrogenik :Estrogen eksogen ( kontraspsi oral )
Aspirin
Heparin
Tamoxifen
IUD
2. Diskrasia darah :
Tromobositopenia
Fibrinolisin meningkat
Penyakit autoimune
Leukoemia
Penyakit Von Willebrand
3. Sistemik :
Penyakit hepar (metabolisme estrogen terganggu )
Penyakit ginjal (hiperprolaktinemia)
Penyakit tiroid
4. Trauma :
Laserasi
Abrasi
Benda asing
5. Penyakit organik :
Komplikasi kehamilan
Mioma uteri
Keganasan servik / corpus uteri
Polip endometrium
Adenomiosis
Endometritis
Hiperplasia endometrium
Pemeriksaan penting untuk menegakkan diagnosis PUD :
1. Ultrasonografi pelvik
2. Biopsi endometrium
Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosa PUD :
1. Pemeriksaan laboratorium :
Darah Lengkap
Hitung trombosit
Serum Iron dan Iron – binding globulin
Prothromibin dan partial prothrombine time
Bleeding tine
hCG urine
Fungsi tiroid
Progesteron serum
Fungsi hepar
Kadar prolaktin
Kadar FSH
2. Prosedur diagnostik :
Sitologi servik ( papaniculoau smear )
Biopsi endometrium
Ultrasonografi panggul
Histeroskopi
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan hormonal
Perdarahan berat pada masa menarche dan perimenopause seringkali memerlukan estrogen dosis tinggi ( kadang-kadang diberikan intravena)
Perdarahan yang ringan : estrogen dosis rendah per oral yang diikuti atau disertai dengan progestin, bila perdarahan masih belum berhenti perlu dilakukan D & C
PUD seringkali memerlukan terapi dengan estrogen siklis 25 hari dan pada hari ke 10 – 15 dilanjutkan dengan pemberian progestin
Pemberian progestin secara siklis digunakan pada pasien usia muda yang diperkirakan sudah memiliki kadar estroen endogen cukup untuk melakukan sensitisasi reseptor progesteron
Pada pasien yang lebih ‘tua’ yang tidak memberikan respon terhadap obat secara memadai dan tidak menghendaki kehamilan lagi dapat dilakukan tindakan radikal yang permanen:
Ø Ablasi endometrium
Ø Histerektomi
PENATALAKSANAAN HORMONAL UNTUK PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSI :
1. Perdarahan masif :
25 mg estrogen conjugated intravena
2. Penatalaksanaan lanjutan pasca pengendalian perdarahan masif :
Conjugated estrogen 2.5 mg peroral / hari selama 25 hari
Bila perdarahan masih berulang atau meningkat , dosis dapat ditingkatkan 2 kali lipat
Tambahkan 10 mg medroxyprogesteron acetat (MPA) pada 10 hari terakhir terapi.
Perdarahan lucut terjadi 5 – 7 hari setelah terapi berhenti
3. Penatalaksanaan menometroragia moderat dengan kombinasi estrogen progestin :
Estrogen conjugated 1.25 mg peroral selama 25 hari disertai dengan MPA 10 mg untuk 10 hari terakhir (hari ke 15 – 25 )
Kontrasepsi oral selama 21 hari (perdarahan lucut 7 hari kemudian )
PROGESTIN SIKLIS : 10 mg MPA 10 – 15 hari setiap bulan selama 3 bulan berturut-turut , perdarahan lucut terjadi 5 – 7 hari pasca penghentian obat
>>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar