Sabtu, 25 Juni 2011

ANGINA

DEFINISI
Angina (angina pektoris) merupakan nyeri dada sementara atau suatu perasaan tertekan, yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen.

Kebutuhan jantung akan oksigen ditentukan oleh beratnya kerja jantung (kecepatan dan kekuatan denyut jantung).
Aktivitas fisik dan emosi menyebabkan jantung bekerja lebih berat dan karena itu menyebabkan meningkatnya kebutuhan jantung akan oksigen.

Jika arteri menyempit atau tersumbat sehingga aliran darah ke otot tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung akan oksigen, maka bisa terjadi iskemia dan menyebabkan nyeri.



PENYEBAB
Biasanya angina merupakan akibat dari penyakit arteri koroner.
Penyebab lainnya adalah:
-  Stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta)
-  Regurgitasi katup aorta (kebocoran katup aorta)
-  Stenosis subaortik hipertrofik
-  Spasme arterial (kontraksi sementara pada arteri yang terjadi secara tiba-tiba)
-  Anemia yang berat.

GEJALA
Tidak semua penderita iskemia mengalami angina. Iskemia yang tidak disertai dengan angina disebut silent ischemia.
Masih belum dimengerti mengapa iskemia kadang tidak menyebabkan angina.

Biasanya penderita merasakan angina sebagai rasa tertekan atau rasa sakit di bawah tulang dada (sternum).
Nyeri juga bisa dirasakan di:
- bahu kiri atau di lengan kiri sebelah dalam
- punggung
- tenggorokan, rahang atau gigi
- lengan kanan (kadang-kadang).
Banyak penderita yang menggambarkan perasaan ini sebagai rasa tidak nyaman dan bukan nyeri.

Yang khas adalah bahwa angina:
- dipicu oleh aktivitas fisik
- berlangsung tidak lebih dari beberapa menit
- akan menghilang jika penderita beristirahat.
Kadang penderita bisa meramalkan akan terjadinya angina setelah melakukan kegiatan tertentu.

Angina seringkali memburuk jika:
- aktivitas fisik dilakukan setelah makan
- cuaca dingin
- stres emosional.

Variant Angina
Merupakan akibat dari kejang pada arteri koroner yang besar di permukaan jantung.
Disebut variant karena ditandai dengan:
- nyeri yang timbul ketika penderita sedang istirahat, bukan pada saat melakukan aktivitas fisik
- perubahan tertentu pada EKG.

Unstable Angina
Merupakan angina yang pola gejalanya mengalami perubahan.
Ciri angina pada seorang penderita biasanya tetap, oleh karena itu setiap perubahan merupakan masalah yang serius (msialnya nyeri menjadi lebih hebat, serangan menjadi lebih sering terjadi atau nyeri timbul ketika sedang beristirahat).
Perubahan tersebut biasanya menunjukkan perkembangan yang cepat dari penyakit arteri koroner, dimana telah terjadi penyumbatan arteri koroner karena pecahnya suatu ateroma atau terbentuknya suatu bekuan.Resiko terjadinya serangan jantung sangat tinggi.
Unstable angina merupakan suatu keadaan darurat.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan terutama berdasarkan gejalanya.
Diantara bahkan selama serangn angina, pemeriksaan fisik atau EKG hanya menunjukkan kelainan yang minimal.

Selama suatu serangan, denyut jantung bisa sedikit meningkat, tekanan darah meningkat dan bisa terdengar perubahan yang khas pada denyut jantung melalui stetoskop.
Selama suatu serangan, bisa ditemukan adanya perubahan pada EKG, tetapi diantara serangan, EKG bisa menunjukkan hasil yang normal, bahkan pada penderita penyakit arteri koroner yang berat.

Jika gejalanya khas, diagnosisnya mudah ditegakkan.
Jenis nyeri, lokasi dan hubungannya dengan aktivitas, makan, cuaca serta faktor lainnya akan mempermudah diagnosis.

Pemeriksaan tertentu bisa membantu menentukan beratnya iskemia dan adanya penyakit arteri koroner:
  1. Exercise tolerance testing merupakan suatu pemeriksaan dimana penderita berjalan diatas treadmill dan dipantau dengan EKG.
    Pemeriksaan ini bisa menilai beratnya penyakit arteri koroner dan kemampuan jantung untuk merespon iskemia.
    Hasil pemeriksaan ini juga bisa membantu menentukan perlu tidaknya dilakukan arteriografi koroner atau pembedahan.
  2. Radionuclide imaging yang dilakukan bersamaan dengan exercise tolerance testing bisa memberikan keterangan berharga mengenai angina.
    Penggambaran radionuklida tidak hanya memperkuat adanya iskemia, tetapi juga menentukan daerah dan luasnya otot jantung yang terkena dan menunjukkan jumlah darah yang sampai ke otot jantung.
  3. Exercise echocardiography merupakan suatu pemeriksaan dimana ekokardiogram diperoleh dengan memantulkan gelombang ultrasonik dari jantung.
    Pemeriksaan ini bisa menunjukkan ukuran jantung, pergerakan otot jantung, aliran darah yang melalui katup jantung dan fungsi katup.
    Ekokardiogram dilakukan pada saat istirahat dan pada puncak aktivitas.
    Jika terdapat iskemia, maka gerakan memompa dari dinding ventrikel kiri tampak abnormal.
  4. Arteriografi koroner bisa dilakukan jika diagnosis penyakit arteri koroner atau iskemia belum pasti.
    Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan beratnya penyakit arteri koroner dan untuk membantu menentukan perlu tidaknya dilakukan pembedahan bypass arteri koroner atau angioplasti.
  5. Pemantauan EKG berkelanjutan dengan monitor Holter menunjukkan kelainan dari silent ischemia.
  6. Angiografi kadang bisa menemukan adanya kejang pada arteri koroner yang tidak memiliki suatu ateroma.
PENGOBATAN
Pengobatan dimulai dengan usaha untuk mencegah penyakit arteri koroner, memperlambat progresivitasnya atau melawannya dengan mengatasi faktor-faktor resikonya.
Faktor resiko utama (misalnya peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol), diobati sebagaimana mestinya.
Faktor resiko terpenting yang bisa dicegah adalah merokok sigaret.

Pengobatan angina terutama tergantung kepada berat dan kestabilan gejala-gejalanya.
Jika gejalanya stabil dan ringan sampai sedang, yang paling efektif adalah mengurangi faktor resiko dan mengkonsumsi obat-obatan.

Jika gejalanya memburuk dengan cepat, biasanya penderita segera dirawat dan diberikan obat-obatan di rumah sakit.
Jika gejalanya tidak menghilang dengan obat-obatan, perubahan pola makan dan gaya hidup, maka bisa digunakan angiografi untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan pembedahan bypass arteri koroner atau angioplasti.


STABLE ANGINA

Pengobatan dimaksudkan untuk mencegah atau mengurangi iskemia dan meminimalkan gejala.
Terdapat 4 macam obat yang diberikan kepada penderita:
  1. Beta-blocker
    Obat ini mempengaruhi efek hormon epinephrine dan norepinephrine pada jantung dan organ lainnya.
    Beta-blocker mengurangi denyut jantung pada saat istirahat. Selama melakukan aktivitas, Beta-blocker membatasi peningkatan denyut jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
    Beta-blocker dan nitrat telah terbukti mampu mengurangi kejadian serangan jantung dan kematian mendadak.
  2. Nitrat (contohnya nitroglycerin).
    Nitrat menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah, terdapat dalam bentuk short-acting dan long-acting.
    Sebuah tablet
    nitroglycerin yang diletakkan di bawah lidah (sublingual) biasanya akan menghilangkan gejala angina dalam waktu 1-3 menit, dan efeknya berlangsung selama 30 menit.
    Penderita stable angina kronik harus selalu membawa tablet atau semprotan
    nitroglycerin setiap saat.
    Menelan sebuah tablet sesaat sebelum melakukan kegiatan yang diketahui penderita dapat memicu terjadinya angina, akan sangat membantu penderita.
    Nitroglycerin tablet juga bisa diselipkan diantara gusi dan pipi bagian dalam atau penderita bisa menghirup nitroglycerin yang disemprotkan ke dalam mulut; tetapi yang banyak digunakan adalah pemakaian nitroglycerin tablet sublingual.

    Nitrat long-acting diminum sebanyak 1-4 kali/hari.
    Nitrat juga terdapat dalam bentuk plester dan perekat kulit, dimana obat ini diserap melalui kulit selama beberapa jam.
    Nitrat long-acting yang dikonsumsi secara rutin bisa segera kehilangan kemampuannya untuk mengurangi gejala. Oleh karena itu sebagian besar ahli menganjurkan selang waktu selama 8-12 jam bebas obat untuk mempertahankan efektivitas jangka panjangnya.
  3. Antagonis kalsium
    Obat ini mencegah pengkerutan pembuluh darah dan bisa mengatasi kejang arteri koroner.
    Antagonis kalsium juga efektif untuk mengobati variant angina.
    Beberapa antagonis kalsium (misalnya
    verapamil dan diltiazem) bisa memperlambat denyut jantung.
    Obat ini juga bisa digabungkan bersama Beta-blocker untuk mencegah terjadinya episode takikardi (denyut jantung yang sangat cepat).
  4. Antiplatelet (contohnya aspirin)
    Platelet adalah suatu faktor yang diperlukan untuk terjadinya pembekuan darah bila terjadi perdarahan. Tetapi jika platelet terkumpul pada ateroma di dinding arteri, maka pembentukan bekuan ini (trombosis) bisa mempersempit atau menyumbat arteri sehingga terjadi serangan jantung.
    Aspirin terikat pada platelet dan mencegahnya membentuk gumpalan dalam dinding pembuluh darah, jadi aspirin mengurangi resiko kematian karena penyakit arteri koroner.
    Penderita yang alergi terhadap
    aspirin, bisa menggunakan triklopidin.



UNSTABLE ANGINA

Pada umumnya penderita unstable angina harus dirawat, agar pemberian obat dapat diawasi secara ketat dan terapi lain dapat diberikan bila perlu.

Penderita mendapatkan obat untuk mengurangi kecenderungan terbentuknya bekuan darah, yaitu:
- Heparin (suatu antikoagulan yang mengurangi pembentukan bekuan darah)
- Penghambat glikoprotein IIb/IIIa (misalnya absiksimab atau tirofiban)
-
Aspirin.

Juga diberikan Beta-blocker dan
nitroglycerin intravena untuk mengurangi beban kerja jantung.
Jika pemberian obat tidak efektif, mungkin harus dilakukan arteriografi koroner dan angioplasti atau operasi bypass.

Operasi bypass arteri koroner

Pembedahan ini sangat efektif dilakukan pada penderita angina dan penyakit arteri koroner yang tidak meluas.
Pembedahan ini bisa memperbaiki toleransi penderita terhadap aktivitasnya, mengurangi gejala dan memperkecil jumlah atau dosis obat yang diperlukan.

Pembedahan dilakukan pada penderita angina berat yang:
- tidak menunjukkan perbaikan pada pemberian obat-obatan
- sebelumnya tidak mengalami serangan jantung
- fungsi jantungnya normal
- tidak memiliki keadaan lainnya yang membahayakan pembedahan (misalnya penyakit paru obstruktif menahun).

Pembedahan ini merupakan pencangkokan vena atau arteri dari aorta ke arteri koroner, meloncati bagian yang mengalami penyumbatan.
Arteri biasanya diambil dari bawah tulang dada. Arteri ini jarang mengalami penyumbatan dan lebih dari 90% masih berfungsi dengan baik dalam waktu 10 tahun setelah pembedahan dilakukan.
Pencangkokan vena secara bertahap akan mengalami penyumbatan.

Angioplasti koroner

Alasan dilakukannya angioplasti sama dengan alasan untuk pembedahan bypass.
Tidak semua penyumbatan bisa menjalani angioplasti, hal ini tergantung kepada lokasi, panjang, beratnya pengapuran atau keadaaan lainnya.

Angioplasti dimulai dengan menusuk arteri perifer yang besar (biasanya arteri femoralis di paha) dengan jarum besar. Kemudian dimasukkan kawat penuntun yang panjang melalui jarum menuju ke sistem arteri, melewati aorta dan masuk ke dalam arteri koroner yang tersumbat.
Sebuah kateter (selang kecil) yang pada ujungnya terpasang balon dimasukkan melalui kawat penuntun ke daerah sumbatan. Balon kemudian dikembangkan selama beberapa detik, lalu dikempiskan.
Pengembangan dan pengempisan balon diulang beberapa kali.

Penderita diawasi dengan ketat karena selama balon mengembang, bisa terjadi sumbatan alliran darah sesaat. Sumbatan ini akan merubah gambaran EKG dan menimbulkan gejala iskemia.

Balon yang mengembang akan menekan ateroma, sehingga terjadi peregangan arteri dan perobekan lapisan dalam arteri di tempat terbentuknya sumbatan.
Bila berhasil, angioplasti bisa membuka sebanyak 80-90% sumbatan.

Sekitar 1-2% penderita meninggal selama prosedur angioplasti dan 3-5% mengalami serangan jantung yang tidak fatal.
Dalam waktu 6 bulan (seringkali dalam beberapa minggu pertama setelah prosedur angioplasti), arteri koroner kembali mengalami penyumbatan pada sekitar 20-30% penderita.

Angioplasti seringkali harus diulang dan bisa mengendalikan penyakit arteri koroner dalam waktu yang cukup lama.
Agar arteri tetap terbuka, digunakan prosedur terbaru, dimana suatu alat yang terbuat dari gulungan kawat (stent) dimasukkan ke dalam arteri. Pada 50% penderita, prosedur ini tampaknya bisa mengurangi resiko terjadi penyumbatan arteri berikutnya.


PROGNOSIS

Faktor penentu dalam meramalkan apa yang akan terjadi pada penderita angina adalah umur, luasnya penyakit arteri koroner, beratnya gejala dan yang terpenting adalah jumlah otot jantung yang masih berfungsi normal.
Makin luas arteri koroner yang terkena atau makin buruk penyumbatannya, maka prognosisnya makin jelek.

Prognosis yang baik ditemukan pada penderita stable angina dan penderita dengan kemampuan memompa yang normal (fungsi otot ventrikelnya normal). Berkurangnya kemampuan memompa akan memperburuk prognosis.

PENCEGAHAN
Cara terbaik untuk mencegah terjadinya angina adalah merubah faktor-faktor resiko:
-  Berhenti merokok
-  Mengurangi berat badan
-  Mengendalikan tekanan darah, diabetes dan kolesterol.


>>

Atrial Premature Beats

DEFINISI
Debar ektopik ventrium (kontraksi ventrium prematur) adalah detak jantung berlebihan yang disebabkan oleh aktivasi elektrik dari ventrium sebelum detak jantung normal.
Debar ektopik ventrium biasanya terjadi dan tidak menunjukkan bahaya bagi orang yang tidak mengalami sakit jantung. Namun demikian bila terjadi seringkali pada penderita yang menderita gagal jantung atau stenosis aorta atau yang pernah mengalami serangan jantung, mereka dapat diikuti dengan aritmia yang lebih berbahaya seperti fibrilasi ventrium yang dapat menyebabkan kematian mendadak.

GEJALA
Debar ektopik ventrium yang terisolasi memiliki efek yang kecil dalam kemampuan memompa jantung dan biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali bila sangat sering terjadi. Gejala utamanya adlaah persepsi detak yang kuat ataiu terhenti.

DIAGNOSA
Debar ektopik ventrium didiagnosa dengan menggunakan elektrokardiogram (ECG).

PENGOBATAN
Sebaliknya orang sehat tidak perlu pengobatan tetapi mengurangi stres dan menghindari alkohol dan obat flu OTC yang mengandung obat yang dapat menstimulasi jantung. Terapi obat biasanya diresepkan hanya jika gejala tidak dapat ditolerir atau pola debar ektopik menyebabkan bahaya. Beta bloker biasanya dicobakan pertama kali karena obat ini relatif aman. Namun demikian banyak penderita tidak minum obat ini karena dapat menyebabkan udem.
,p>Setelah serangan jantung penderita yang mengalami debar ektopik ventrium yang sering perlu menurunkan resiko kematia mendadak dengan minum beta bloker dan menjalankan operasi angioplasti atau operasi bypass arteri koroner untuk mengurangi blokade arteri koroner. Obat antaritmia dapat menekan debar ektopik ventrium tetapi obat ini juga meningkatkan resiko aritmia yang fatal. Sehingga obat ini digunakan dengan hati-hati hanya untuk pasien yang tertentu setelah menjalankan uji kardio yang canggih dan evaluasi resiko

>>

Fibrilasi Ventrikular

DEFINISI
Fibrilasi ventrikular (Ventricular fibrillation) berpotensi menjadi fatal, rangkaian tidak adanya koordinasi dari kontraksi yang sangt cepat namun tidak efektif sepanjang ventrium disebabkan multipel impuls elektrik yang gagal.
Fibrilasi ventrikular secara elektrikal mirip dengan fibrilasi atrium tetapi Fibrilasi ventrikular lebih jelek prognosisnya. Pada Fibrilasi ventrikular, ventrikel hanya bergetar dan menyebabkan kontraksi yang terkoordinir. Karena tak ada darah yang dipompakan dari jantung , Fibrilasi ventrikular adalah suatu bentuk terhentinya jantung dan akan fatal bila tidak diobati secepatnya.

PENYEBAB
Penyebab Fibrilasi ventrikular sama seperti penyebab terhentinya jantung. Yang sering menjadi sebab adalah kurangnya aliran darah ke otot jantung karena penyakit arteri koroner atau serangan jantung. Penyebab lain adalah shock dan sangat rendahnya kadar potasium di dalam darah (hipokalemia).
GEJALA
Fibrilasi ventrikular menyebabkan ketidaksadaran sementara. Jika tidak diobati penderita biasanya mengalami konvulsi dan berkembang menjadi rusaknya otak setelah 5 menit karena oksigen tidak lagi mencapai otak. Kematian akan segera mengikuti.
DIAGNOSA
Dokter mempertimbangkan diagnosa Fibrilasi ventrikular jika penderita tiba-tiba kolaps. Pada pemeriksaan, tidak ada denyut atau detak jantung yang dideteksi dan tekanan darah tidak dapat diukur. Diagnosa dipastikan dengan elektrokardiogram (ECG).

PENGOBATAN
Fibrilasi ventrikular harus diobati secepatnya. CPR (Cardiopulmonary resuscitation) harus dilakukan beberapa menit dan diikuti dengan secepatnya dengan kardioversi (kejutan elektrik diberikan di dada). Obat kemudian diberikan untuk membantu mempertahankan irama normal jantung.
Bila fibrilasi ventrium terjadi kurang dari sejam setelah serangan jantung dan penderita tidak dalam keadaan shock atau tidak mengalami gagal jantung, usaha kardioversi rata-rata 95 persen akan sukses, dan prognosis akan baik. Shock dan gagal jantung sebagai tanda dari kerusakan utama pada ventrium, jika hal itu terjadi, bahkan usaha kardioversi hanya memiliki kesuksesan rata-rata 30 persen, dan 70 persen kemungkinan meninggal.

>>

Irama Jantung Abnormal

DEFINISI
Jantung adalah organ berotot dengan empat kamar yang didesain untuk bekerja secara efesien, dapat diandalkan, dan terus menerus sepanjang hidup. Dinding otot tiap kamar berkontraksi dengan urutan yang tepat, mendorong darah sewaktu dicurahkan dengan energi sekecil mungkin dalam setiap detak jantung.
Kontraksi serat otot jantung dikontrol oleh pelepasan aliran listrik yang melalui jantung dengan cara yang teratur sepanjang alur yang pasti dan dengan kecepatan yang terkontrol. Penghentian irama terjadi setiap detak jantung memulai di pacemaker jantung (nodus sinoatrial), yang terletak di dinding atrium kanan. Kecepatan pelepasan dipengaruhi oleh impuls saraf dan oleh tingkat hormon yang bersirkulasi di aliran darah.
Bagian sistem saraf yang diatur detak jantung secara otomatis adalah sistem saraf otonomis, yang terdiri dari sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sistem simpatis mempercepat detak jantung, sistem parasimpatis memperlambatnya. Sistem simpatis menyuplai jantung melalui jaringan saraf, simpatis plexus. Sistem parasimpatis menyuplai jantung melalui saraf tunggal, saraf vagus.
Kecepatan jantung juga dipengaruhi oleh sirkulasi hormon efineprin (adrenalin) dan norefineprin (noradrenalin) sistem simpatis yang mempercepat detak jantung. Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan jantung juga. Terlalu banyak hormon tiroid detak jantung menjadi cepat, dengan kadar hormon sedikit detak jantung menjadi lambat.
Kecepatan normal jantung biasanya 60 sampai 100 detak per menit. Namun demikian, detak jantung normal lebih rendah untuk usia muda, khususnya yang mempunyai fisik fit. Kecepatan jantung yang bervariasi adalah normal. Kecepatan jantung tidak hanya merespon kegiatan olah raga dan tidak beraktivitas tetapi juga dipengaruhi oleh nyeri dan emosi. Hanya ketika kecepatan jantung tidak wajar cepatnya (takikardi) atau lambatnya (bradikardi) atau ketika impuls elektrik bergerak dalam aliran yang abnormal sehingga detak jantung diperkirakan mempunyai irama yang abnormal (aritmia). Irama abnormal mungkin teratur atau tidak teratur.
Jalur elektrik
Pelepasan elektrik dari gerak pacemaker pertama kali melalui atrium kiri dan kanan, menyebabkan jaringan otot berkontraksi dengan berurutan dan darah disuntikan dari atrium ke ventrium. Pelepasan elektrik kemudian mencapai nodus atrioventrikular antara atrium dan ventrium. Nodus ini menunda transmisi pelepasan elektrik agar atrium berkontraksi secara penuh dan ventrium terisi darah sebanyak mungkin sepanjang diastol ventrikular, yaitu periode relaksasi ventrikular.
Setelah melalui nodus atrioventrikular, pelepasan elektrik bergerak turun ke simpul His, kelompok serat yang terbagi dalam simpul kiri untuk ventrium kiri dan simpul kanan untuk ventrium kanan. Pelepasan kemudian menyebar dengan cara yang sama ke permukaan ventrium, memulai kontraksi ventrium (sistol), sepanjang darah disuntikkan ke jantung.
Berbagai masalah dapat terjadi dengan aliran arus elektrik, menghasilkan keadaan aritmia dari keadaan aman ke keadaan yang menakutkan. Setiap tipe aritmia mempunyai penyebab masing-masing, tetapi beberapa menjadi penyebab berbagai aritmia. Aritmia minor mungkin disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan, merokok, stres atau olah raga. Overaktivitas dan kurang aktivitas dari fungsi tiroid dan beberapa obat, khususnya yang digunakan untuk mengobati penyakit paru-paru dan beberapa obat untuk menurunkan tekanan darah, dapat mempengaruhi kecepatan dan irama jantung. Penyebab tersering aritmia adalah penyakit jantung, khususnya penyakit arteri koroner, fungsi abnormal klep jantung, dan gagal jantung. Kadang-kadang aritmia terjadi tanpa diketahui atau hal lain penyebabnya.

GEJALA
Kesadaran detak jantung seseorang (disebut palpitasi) banyak variasinya untuk semua orang. Beberapa orang dapat merasa walau detak jantungnya normal. Tiap kali berbaring ke sebelah kiri badan banyak orang dapat merasakan jantung yang sedang berdetak. Juga, orang dapat tahu detak jantungnya abnormal. Serigkali kesadaran atas detak jantung seseorang terganggu, tetapi biasanya hal itu tidak berasal dari adanya penyakit. Lebih banyak hal itu disebabkan kontraksi kuat yang tidak biasa yang terjadi secara periodik dengan berbagai alasan.
Orang yang mempunyai jenis aritmia tertentu cenderung mempunyai aritmia yang sama secara berulang. Beberapa tipe aritmia menyebabkan sedikit atau tidak sama sekali gejala tetapi seringkali membuat masalah. Aritmia lainnya tidak pernah menyebabkan masalah serius tetapi menyebabkan gejala. Seringkali keadaan dan keparahan dari penyakit jantung lebih penting daripada aritmia itu sendiri.
Bila aritmia mempengaruhi kemampuan jantung memompa darah, aritmia dapat menyebabkan kepala berasa ringan, pusing, pingsan. Aritmia yang menyebabkan gejala-gejal itu perlu mendapat perhatian.

DIAGNOSA
Penjelasan penderita tentang gejalanya seringkali dapat membantu dokter membuat persiapan diagnosa dan menentukan keparahan aritmia. Hal yang penting untuk dipertimbangkan adalah apakah penderita berdebar cepat atau lambat, teratur atau tidak teratur, singkat atau lama, apakah penderita merasa pusing, kepala berasa ringan atau pingsan atau bahkan hilang kesadaran dan apakah ada nyeri dada, nafas pendek atau perasaan yang tak biasa terjadi berbarengan dengan berdebar. Dokter juga perlu mengetahui apakah berdebar terjadi sewaktu tidur atau hanya terjad pada waktu sibuk atau melakukan aktivitas yang tak biasa dan apakah hal itu terjadi dan berhenti secara tiba-tiba atau berangsur.
Biasanya, beberapa pemeriksaan tambahan diperlukan untuk menentukan sifat alami kondisi. Elektrografi adalah prosedur diagnosa utama untuk menentukan aritmia. Pemeriksaan ini memberikan grafik yang mewakili adanya aritmia.
Begitu suatu hal mendukung adanya aritmia yang membahayakan hidup diketahui, penyelidikan elektrofisiologik dapat membantu. Kateter berisi kabel dimasukkan ke dalam vena menuju jantung. Stimulasi elektrik dan monitoring yang canggih dikombinasikan untuk menentukan jenis aritmia dan pengobatan yang memberikan respon terbaik. Sebagian besar aritmia serius dapat dideteksi dengan cara ini.

PENGOBATAN
Prognosis tergantung pada apakah aritmia dimulai pada pacemaker jantung yang normal, atrium, atau ventrium. Pada umumnya aritmia yang dimulai pada ventrium lebih serius, meskipun sebagian besar tidak berbahaya.
Sebagian besar aritmia tidak memberikan gejala atau tidak mengganggu aksi memompa di jantung, jadi sedikit memberikan resiko atau tidak sama sekali. Namun demikian aritmia dapat menyebabkan kecemasan yang perlu dipertimbangkan jika penderita menjadi sadar akan hal itu. Mengerti akan kurang berbahayanya hal tersebut dapat menjadi asuransi yang cukup. Kadang-kadang ketika dokter merubah pengobatan pasien atau mengatur dosis atau ketika penderita menghindari alkohol atau olah raga berlebihan, aritmia sering berkurang bahkan berhenti.
Obat antaritmia berguna untuk menekan aritmia yang menyebabkan gejala yang tidak dapat ditoleransi atau menghadapi resiko. Tak ada obat tunggal menyembuhkan semua aritmia untuk semua orang. Kadang-kadang beberapa obat harus dicobakan sampai didapatkan satu yang memuaskan. Obat antiaritmia dapat menimbulkan efek samping dan memperburuk keadaan atau bahkan menyebabkan aritmia.
Pacemaker palsu, alat elektrik yang bekerja di pacemaker jantung itu sendiri, diprogram untuk memalsukan rangkaian konduksi normal di jantung. Biasanya alat tersebut diimplan dengan operasi di bawah kulit dada dan mempunyai kabel yang disambung ke jantung. Karena alat yang hemat energi dan desain batere yang baru, sekarang ini alat tersebut bisa bertahan 8 hingga 10 tahun. Sirkuit yang baru hampir secara lengkap menghilangkan resiko gangguan dari saluran automobil, radar, microwave dan detektor pengaman airport. Beberapa alat seperti mesin dapat digunakan dalam Magnetic resonance imaging (MRI) dan diathermy (terapi fisik yang biasa digunakan untuk membawa panas ke otot), namun demikian mempengaruhi pacemaker.
Pada umumnya kegunaan pacemaker adalah untuk mengobati kecepatan rendah jantung yang abnormal. Ketika kecepatan jantung di bawah standar yang diatur, pacemaker mulai mengeluarkan impuls elektrik. Jarang sekali pacemaker digunakan untuk menyampaikan seri dari impuls untuk menghentikan irama cepat yang abnormal dan memperlambat kecepatan jantung. Seperti pacemaker digunakan hanya untuk irama cepat yang dimulai di atrium.
Kadang-kadang kejutan elektrik pada jantung dapat menghentikan irama abnormal dan kembali normal; menggunakan kejutan elektrik untuk tujuan ini disebut kardioversi, elektroversi atau defibrilasi. Kardioversi dapat digunkan untuk aritmia yang dimulai dari atrium atau ventrium. Biasanya mesin besar yang membawa kejutan (defibrillator) digunakan satu tim dokter dan perawat untuk menghentikan aritmia yang membahayakan hidup. Namun demikian defibrillator yang berukuran seperti satu pak kartu dapat diimplan dengan cara operasi. Alat kecil ini yang otomatis merasakan aritmia yang membahayakan hidup dan memberikan kejutan, digunakan bagi penderita yang akan meninggal bila jantung tiba-tiba berhenti. Karena defibrillator tidak mencegah aritmia, penderita biasanya minum obat yang tepat.
Jenis aritmia tertentu dapat diperbaiki dengan operasi dan prosedur lainnya. Sebagai contoh aritmia yang disebabkan angioplasti atau operasi bypass arteri koroner. Bila aritmia disebabkan oleh titik rusak pada sistem elektrik di jantung, titik tersebut dapat dihancurkan atau dihilangkan. Seringkali titik dihancurkan dengan kateter ablasi (penghantar energi radiofrekwensi melalui kateter yang dimasukkan ke jantung). Setelah serangan jantung (infarksi miokardial), beberapa penderita mengalami waktu aritmia yang mengancam jiwa yang disebut ventrikular takikardi. Aritmia ini dapat disebabkan oleh area luka dari otot jantung yang dapat diidentifikasikan dan dihilangkan sepanjang operasi jantung terbuka.

>>

Varises Vena (Varicose Veins)

DEFINISI
Varises Vena (vena varikosa), (Varicose Veins) adalah pelebaran vena permukaan di tungkai.

PENYEBAB
Penyebab pasti dari varises vena tidak diketahui, tetapi kemungkinan penyebabnya adalah suatu kelemahan pada dinding vena permukaan.
Lama-lama kelemahan ini menyebabkan vena kehilangan kelenturannya. Vena akan meregang dan menjadi lebih panjang dan lebih lebar. Untuk menyesuaikan dengan ruangnya yang normal, vena yang memanjang ini menjadi berliku-liku dan jika menyebabkan penonjolan di kulit yang menutupinya, akan tampak gambaran yang menyerupai ular.

Pelebaran vena menyebabkan terpisahnya daun-daun katup. Sebagai akibatnya, jika penderita berdiri, vena dengan cepat akan terisi oleh darah dan vena berdinding tipis yang berliku-liku ini akan semakin melebar.

Pelebaran vena juga mempengaruhi beberapa vena yang berhubungan, yang dalam keadaan normal mengalirkan darah hanya dari vena permukaan ke vena dalam. Jika katup-katup pada vena tersebut gagal, maka pada saat otot menekan vena dalam, darah akan menyembur kembali ke dalam vena permukaan, sehingga vena permukaan menjadi lebih teregang.

GEJALA
Selain tidak enak dilihat, varise vena sering terasa sakit dan menyebabkan kaki mudah lelah. Tetapi banyak juga penderita yang tidak merasakan nyeri, meskipun venanya sangat melebar.

Tungkai bagian bawah dan pergelangan kaki bisa terasa gatal, terutama jika tungkai dalam keadaan hangat (setelah menggunakan kaos kaki atau stoking).
Rasa gatal menyebabkan penderita menggaruk dan menyebabkan kulit tampak kemerahan atau timbul ruam. Hal ini sering disalah-artikan sebagai kulit yang kering.

Gejala yang terjadi pada varises yang sedang berkembang kadang lebih buruk daripada gejala pada vena yang telah sepenuhnya teregang.


KOMPLIKASI

Hanya sebagian kecil penderita yang memiliki komplikasi, yaitu berupa:
  • Dermatitis, menyebabkan ruam kemerahan, bersisik dan terasa gatal atau daerah kecoklatan; biasanya pada bagian dalam tungkai, diatas pergelangan kaki.
    Penggarukan atau luka kecil bisa menyebabkan terbentuknya ulkus (borok) yang terasa nyeri dan tidak sembuh-sembuh.


  • Flebitis, bisa terjadi secara spontan atau setelah suatu cedera; biasanya menimbulkan nyeri tetapi tidak berbahaya.


  • Perdarahan.
    Jika kulit diatas varises sangat tipis, cedera ringan (terutama karena penggarukan atau pencukuran) bisa menyebabkan perdarahan. Perdarahan juga bisa berasal dari borok.



  • DIAGNOSA
    Varises vena biasanya dapat terlihat sebagai penonjolan dibawah kulit, tetapi gejalanya mungkin saja timbul sebelum vena terlihat dari luar.
    Jika varises belum terlihat, dilakukan peminjatan tungkai untuk menentukan beratnya penyakit ini.

    Rontgen atau USG dilakukan untuk menilai fungsi dari vena dalam.
    Pemeriksaan ini biasanya hanya dilakukan jika perubahan di kulit menunjukkan adanya kelainan fungsi dari vena dalam atau jika pergelangan kaki penderita bengkak karena edema (penimbunan carian di dalam jaringan dibawah kulit). Varisesnya sendiri tidak menyebabkan edema.

    PENGOBATAN
    Karena varises vena tidak dapat disembuhkan, pengobatan terutama ditujukan untuk mengurangi gejala, memperbaiki penampilan dan mencegah komplikasi.
    Mengangkat kaki bisa mengurangi gejala tetapi tidak dapat mencegah varises vena.
    Varises vena yang timbul selama kehamilan biasanya akan membaik dalam waktu 2-3 minggu setelah melahirkan.

    Stoking elastis bekerja dengan cara menekan vena dan mencegah peregangan dan perlukaan pada vena.
    Penderita yang tidak ingin menjalani pembedahan atau terapi suntikan atau penderita yang memiliki masalah medis sehingga tidak boleh menjalani pembedahan maupun terapi suntikan, bisa menggunakan stoking elastis ini.

    Pembedahan

    Tujuan dari pembedahan adalah untuk mengangkat sebanyak mungkin varises vena.
    Vena superfisial yang paling besar adalah vena safena magna, yang berjalan mulai dari pergelangan kaki sampai selangkangan, dimana vena ini bergabung dengan vena dalam. Vena safena dapat diangkat melalui prosedur yang disebut stripping.
    Vena permukaan memiliki peran yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan vena dalam, karena itu pengangkatan vena permukaan tidak mengganggu sirkulasi darah selama vena dalam berfungsi dengan normal.

    Terapi suntikan

    Pada terapi suntikan, vena ditutup, sehingga tidak ada darah yang dapat melewatinya. Suatu larutan disuntikkan untuk mengiritasi vena dan menyebabkan terbentuknya gumpalan (trombus.
    Pada dasarnya prosedur ini menyebabkan flebitis permukaan yang tidak berbahaya. Penyembuhan trombus menyebabkan terbentuknya jaringan parut yang akan menyumbat vena. Tetapi trombus mungkin saja terlarut dan varises vena kembali terbuka.

    Jika diameter dari vena yang disuntik ini bisa berkurang melalui penekanan oleh teknik pembebatan khusus, maka ukuran trombus bisa diperkecil sehingga lebih mungkin terbentuk jaringan parut, seperti yang diharapkan.
    Keuntungan lain dari pembebatan adalah bahwa penekanan yang tepat bisa menghilangkan nyeri, yang biasanya menyertai flebitis permukaan.

    Terapi suntikan biasanya dilakukan hanya jika varises kembali timbul setelah pembedahan atau jika penderita menginginkan tungkainya tampak cantik.

    PENCEGAHAN
    Tidak ada cara untuk benar-benar mencegah varises. Tetapi meningkatkan sirkulasi dan otot dapat mengurangi risiko varises mengembang atau bertambah. Langkah-langkah yang sama dapat Anda lakukan untuk mengobati ketidaknyamanan dari varises di rumah dapat membantu mencegah varises, termasuk:
    1. Berolahraga
    2. Memantau berat badan
    3. Makan makanan yang tinggi serat, diet rendah garam
    4. Menghindari sepatu hak tinggi dan kaus kaki ketat
    5. Mengangkat kaki Anda
    6. Mengubah posisi duduk atau berdiri secara teratur

      >>

    Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

    DEFINISI
    Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.

    Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.

    Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
    Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh.
    Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya.
    Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

    Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
    Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

    Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan.
    Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.

    Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa.
    Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
    Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

    Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa

    Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
    Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
    Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
    Stadium 1
    (Hipertensi ringan)
    140-159 mmHg 90-99 mmHg
    Stadium 2
    (Hipertensi sedang)
    160-179 mmHg 100-109 mmHg
    Stadium 3
    (Hipertensi berat)
    180-209 mmHg 110-119 mmHg
    Stadium 4
    (Hipertensi maligna)
    210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih


    PENGENDALIAN TEKANAN DARAH

    Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
    1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
    2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.
      Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
    3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
    Sebaliknya, jika:
    - aktivitas memompa jantung berkurang
    - arteri mengalami pelebaran
    - banyak cairan keluar dari sirkulasi
    maka tekanan darah akan menurun.

    Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
    1. Perubahan fungsi ginjal
      Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
      - Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekana darah ke normal.
      - Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
      - Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.

      Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
      Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.
      Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.

    2. Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan:
      - meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar)
      - meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)
      - mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh
      - melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.
    PENYEBAB
    Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer.
    Hipertensi esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

    Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder.
    Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal.
    Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

    Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).

    Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
    Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.

    Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
    1. Penyakit Ginjal
      - Stenosis arteri renalis
      - Pielonefritis
      - Glomerulonefritis
      - Tumor-tumor ginjal
      - Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
      - Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
      - Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

    2. Kelainan Hormonal
      - Hiperaldosteronisme
      - Sindroma Cushing
      - Feokromositoma

    3. Obat-obatan
      - Pil KB
      - Kortikosteroid
      - Siklosporin
      - Eritropoietin
      - Kokain
      - Penyalahgunaan alkohol
      - Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

    4. Penyebab Lainnya
      - Koartasio aorta
      - Preeklamsi pada kehamilan
      - Porfiria intermiten akut
      - Keracunan timbal akut.
    GEJALA
    Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).
    Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

    Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
    - sakit kepala
    - kelelahan
    - mual
    - muntah
    - sesak nafas
    - gelisah
    - pandangan menjadi kabur
    yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

    Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.
    Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

    Hipertensi yg tidak diobati

    DIAGNOSA
    Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5 menit.
    Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran.

    Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi.
    Hasil pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetepi juga digunakan untuk menggolongkan beratnya hipertensi.

    Setelah diagnosis ditegakkan, dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama, terutama pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal.

    Retina (selaput peka cahaya pada permukaan dalam bagian belakang mata) merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara langsung bisa menunjukkan adanya efek dari hipertensi terhadap arteriola (pembuluh darah kecil). Dengan anggapan bahwa perubahan yang terjadi di dalam retina mirip dengan perubahan yang terjadi di dalam pembuluh darah lainnya di dalam tubuh, seperti ginjal.
    Untuk memeriksa retina, digunakan suatu oftalmoskop. Dengan menentukan derajat kerusakan retina (retinopati), maka bisa ditentukan beratnya hipertensi.

    Perubahan di dalam jantung, terutama pembesaran jantung, bisa ditemukan pada elektrokardiografi (EKG) dan foto rontgen dada.
    Pada stadium awal, perubahan tersebut bisa ditemukan melalui pemeriksaan ekokardiografi (pemeriksaan dengan gelombang ultrasonik untuk menggambarkan keadaan jantung).

    Bunyi jantung yang abnormal (disebut bunyi jantung keempat), bisa didengar melalui stetoskop dan merupakan perubahan jantung paling awal yang terjadi akibat tekanan darah tinggi.

    Petunjuk awal adanya kerusakan ginjal bisa diketahui terutama melalui pemeriksaan air kemih.
    Adanya sel darah dan albumin (sejenis protein) dalam air kemih bisa merupakan petunjuk terjadinya kerusakan ginjal.

    Pemeriksaan untuk menentukan penyebab dari hipertensi terutama dilakukan pada penderita usia muda.
    Pemeriksaan ini bisa berupa rontgen dan radioisotop ginjal, rontgen dada serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk hormon tertentu.

    Untuk menemukan adanya kelainan ginjal, ditanyakan mengenai riwayat kelainan ginjal sebelumnya.
    Sebuah stetoskop ditempelkan diatas perut untuk mendengarkan adanya bruit (suara yang terjadi karena darah mengalir melalui arteri yang menuju ke ginjal, yang mengalami penyempitan).
    Dilakukan analisa air kemih dan rontgen atau USG ginjal.

    Jika penyebabnya adalah feokromositoma, maka di dalam air kemih bisa ditemukan adanya bahan-bahan hasil penguraian hormon epinefrin dan norepinefrin.
    Biasanya hormon tersebut juga menyebabkan gejala sakit kepala, kecemasan, palpitasi (jantung berdebar-debar), keringat yang berlebihan, tremor (gemetar) dan pucat.

    Penyebab lainnya bisa ditemukan melalui pemeriksaan rutin tertentu.
    Misalnya mengukur kadar kalium dalam darah bisa membantu menemukan adanya hiperaldosteronisme dan mengukur tekanan darah pada kedua lengan dan tungkai bisa membantu menemukan adanya koartasio aorta.

    PENGOBATAN
    Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi.

    Langkah awal biasanya adalah merubah pola hidup penderita:
    1. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas ideal.
    2. Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah tinggi.
      Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang cukup) dan mengurangi alkohol.
    3. Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat.
      Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali.
    4. Berhenti merokok.
    PEMBERIAN OBAT-OBATAN
    1. Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi.
      Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah.
      Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah.
      Diuretik menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium.
      Diuretik sangat efektif pada:
      - orang kulit hitam
      - lanjut usia
      - kegemukan
      - penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun

    2. Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta-blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis.
      Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah.
      Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada:
      - penderita usia muda
      - penderita yang pernah mengalami serangan jantung
      - penderita dengan denyut jantung yang cepat
      - angina pektoris (nyeri dada)
      - sakit kepala migren.

    3. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.
      Obat ini efektif diberikan kepada:
      - orang kulit putih
      - usia muda
      - penderita gagal jantung
      - penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal menahun atau penyakit ginjal diabetik
      - pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain.

    4. Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor.

    5. Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang benar-benar berbeda.
      Sangat efektif diberikan kepada:
      - orang kulit hitam
      - lanjut usia
      - penderita angina pektoris (nyeri dada)
      - denyut jantung yang cepat
      - sakit kepala migren.

    6. Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
      Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi lainnya.

    7. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera.
      Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah):
      - diazoxide
      - nitroprusside
      - nitroglycerin
      - labetalol.
      Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan bisa diberikan per-oral (ditelan), tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi, sehingga pemberiannya harus diawasi secara ketat.
    PENGELOLAAN HIPERTENSI SEKUNDER

    Pengobatan hipertensi sekunder tergantung kepada penyebabnya.
    Mengatasi penyakit ginjal kadang dapat mengembalikan tekanan darah ke normal atau paling tidak menurunkan tekanan darah.

    Penyempitan arteri bisa diatasi dengan memasukkan selang yang pada ujungnya terpasang balon dan mengembangkan balon tersebut.
    Atau bisa dilakukan pembedahan untuk membuat jalan pintas (operasi bypass).

    Tumor yang menyebabkan hipertensi (misalnya feokromositoma) biasanya diangkat melalui pembedahan.

    PENCEGAHAN
    Perubahan gaya hidup bisa membantu mengendalikan tekanan darah tinggi.

    Perubahan gaya hidup
    >>

    Trombosis vena dalam

    DEFINISI
    Trombosis Vena Dalam (Deep Vein Thrombosis (DVT)) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya bekuan darah di dalam vena dalam.

    Bekuan yang terbentuk di dalam suatu pembuluh darah disebut trombus.
    Trombus bisa terjadi baik di vena superfisial (vena permukaan) maupun di vena dalam, tetapi yang berbahaya adalah yang terbentuk di vena dalam.

    Trombosis vena dalam sangat berbahaya karena seluruh atau sebagian dari trombus bisa pecah, mengikuti aliran darah dan tersangkut di dalam arteri yang sempit di paru-paru sehingga menyumbat aliran darah.
    Trombus yang berpindah-pindah disebut emboli.

    Semakin sedikit peradangan di sekitar suatu trombus, semakin longgar trombus melekat ke dinding vena dan semakin mudah membentuk emboli.
    Penekanan pada otot betis bisa membebaskan trombus yang tersangkut, terutama ketika penderita kembali aktif.

    Darah di dalam vena tungkai akan mengalir ke jantung lalu ke paru-paru, karena itu emboli yang berasal dari vena tungkai bisa menyumbat satu atau lebih arteri di paru-paru. Keadaan ini disebut emboli paru.
    Emboli paru yang besar bisa menghalangi seluruh atau hampir seluruh darah yang berasal dari jantung sebelah kanan dan dengan cepat menyebabkan kematian.

    Trombosis vena

    PENYEBAB
    Ditemukan 3 faktor yang berperan dalam terjadinya trombosis vena dalam:
    1. Cedera pada lapisan vena
    2. Meningkatnya kecenderungan pembekuan darah : terjadi pada beberapa kanker dan pemakaian pil KB (lebih jarang).
      Cedera atau pembedahan mayor juga bisa meningkatkan kecenderungan terbentuknya bekuan darah.
    3. Melambatnya aliran darah di dalam vena : terjadi pada pasien yang menjalani tirah baring dalam waktu yang lama karena otot betis tidak berkontraksi dan memompa darah menuju jantung.
      Misalnya trombosis vena dalam bisa terjadi pada penderita serangan jantung yang berbaring selama beberapa hari dimana tungkai sangat sedikit digerakkan; atau pada penderita lumpuh yang duduk terus menerus dan ototnya tidak berfungsi.
    Trombosis juga bisa terjadi pada orang sehat yang duduk terlalu lama (misalnya ketika menempuh perjalanan atau penerbangan jauh).

    GEJALA
    Sekitar 50% penderita tidak menunjukkan gejala sama sekali.
    Jika trombosis menyebabkan peradangan hebat dan penyumbatan aliran darah, otot betis akan membengkak dan bisa timbul rasa nyeri, nyeri tumpul jika disentuh dan teraba hangat.
    Pergelangan kaki, kaki atau paha juga bisa membengkak, tergantung kepada vena mana yang terkena.

    Beberapa trombus mengalami penyembuhan dan berubah menjadi jaringan parut, yang bisa merusak katup dalam vena. Sebagai akibatnya terjadi pengumpulan cairan (edema) yang menyebabkan pembengkakan pada pergelangan kaki.
    Jika penyumbatannya tinggi, edema bisa menjalar ke tungkai dan bahkan sampai ke paha.
    Pagi sampai sore hari edema akan memburuk karena efek dari gaya gravitasi ketika duduk atau berdiri. Sepanjang malam edema akan menghilang karena jika kaki berada dalam posisi mendatar, maka pengosongan vena akan berlangsung dengan baik.

    Gejala lanjut dari trombosis adalah pewarnaan coklat pada kulit, biasanya diatas pergelangan kaki. Hal ini disebabkan oleh keluarnya sel darah merah dari vena yang teregang ke dalam kulit.
    Kulit yang berubah warnanya ini sangat peka, cedera ringanpun (misalnya garukan atau benturan), bisa merobek kulit dan menyebabkan timbulnya luka terbuka (ulkus, borok).

    Trombosis vena dalam

    DIAGNOSA
    Diagnosis mungkin sulit ditegakkan karena tidak ditemukan nyeri dan seringkali tidak ditemukan pembengkakan atau pembengkakannya bersifat ringan.
    Jika diduga suatu trombosis, maka untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksan USG dupleks pada vena tungkai.

    Jika ditemukan gejala emboli paru, dilakukan skening dada dengan radioaktif untuk memperkuat diagnosis dan skening dupleks untuk memeriksa tungkai.

    PENGOBATAN
    Pembengkakan tungkai

    Pembengkakan dapat dikurangi dengan cara berbaring dan menaikkan tungkai atau dengan menggunakan perban kompresi.
    Perban ini harus dipasang oleh dokter atau perawat dan dipakai selama beberapa hari. Selama pemasangan perban, penderita harus tetap berjalan.
    Jika pembengkakan belum seluruhnya hilang, perban harus kembali digunakan.

    Jika perban kompresi sudah tidak dikenakan lagi, maka untuk mencegah kambuhnya pembengkakan penderita diharuskan menggunakan stoking elastis setiap hari.
    Stoking tidak harus digunakan diatas lutut, karena pembengkakan diatas lutut tidak menyebabkan komplikasi.

    Ulkus di kulit

    Jika timbul ulkus (luka terbuka, borok) di kulit yang terasa nyeri, gunakan perban kompresi 1-2 kali/minggu karena bisa memperbaiki aliran darah dalam vena.
    Ulkus hampir selalu mengalami infeksi dan mengeluarkan nanah berbau.

    Jika aliran darah di dalam vena sudah membaik, ulkus akan sembuh dengan sendirinya.
    Untuk mencegah kekambuhan, setelah ulkus sembuh, gunakan stoking elastis setiap hari.
    Meskipun jarang terjadi, pada ulkus yang tidak kunjung sembuh, kadang perlu dilakukan pencangkokan kulit.

    PENCEGAHAN
    Meskipun resiko dari trombosis vena dalam tidak dapat dihilangkan seluruhnya, tetapi dapat dikurangi melalui beberapa cara:
  • Orang-orang yang beresiko menderita trombosis vena dalam (misalnya baru saja menjalani pembedahan mayor atau baru saja melakukan perjalanan panjang), sebaiknya melakukan gerakan menekuk dan meregangkan pergelangan kakinya sebanyak 10 kali setiap 30 menit.


  • Terus menerus menggunakan stoking elastis akan membuat vena sedikit menyempit dan darah mengalir lebih cepat, sehingga bekuan darah tidak mudah terbentuk. Tetapi stoking elastis memberikan sedikit perlindungan dan jika tidak digunakan dengan benar, bisa memperburuk keadaan dengan menimbulkan menyumbat aliran darah di tungkai.


  • Yang lebih efektif dalam mengurangi pembentukan bekuan darah adalah pemberian obat antikoagulan sebelum, selama dan kadang setelah pembedahan.


  • Stoking pneumatik merupakan cara lainnya untuk mencegah pembentukan bekuan darah. Stoking ini terbuat dari plastik, secara otomatis memompa dan mengosongkan melalui suatu pompa listrik, karena itu secara berulang-ulang akan meremas betis dan mengosongkan vena.
    Stoking digunakan sebelum, selama dan sesudah pembedahan sampai penderita bisa berjalan kembali.

    >>

  • Gagal Jantung

    DEFINISI
    Gagal Jantung (Heart Failure)adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak mampu memenuhi kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan.

    Kadang orang salah mengartikan gagal jantung sebagai berhentinya jantung.
    Sebenarnya istilah gagal jantung menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk mempertahankan beban kerjanya.


    MEKANISME KOMPENSASI

    Tubuh memiliki beberapa mekanisme kompensasi untuk mengatasi gagal jantung.
    1. Mekanisme respon darurat yang pertama berlaku untuk jangka pendek (beberapa menit sampai beberapa jam), yaitu reaksi fight-or-flight.
      Reaksi ini terjadi sebagai akibat dari pelepasan adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin) dari kelenjar adrenal ke dalam aliran darah; noradrenalin juga dilepaskan dari saraf.

      Adrenalin dan noradrenalin adalah sistem pertahanan tubuh yang pertama muncul setiap kali terjadi stres mendadak.
      Pada gagal jantung, adrenalin dan noradrenalin menyebabkan jantung bekerja lebih keras, untuk membantu meningkatkan curah jantung dan mengatasi gangguan pompa jantung sampai derajat tertentu.

      Curah jantung bisa kembali normal, tetapi biasanya disertai dengan meningkatnya denyut jantung dan bertambah kuatnya denyut jantung.

      Pada seseorang yang tidak mempunyai kelainan jantung dan memerlukan peningkatan fungsi jantung jangka pendek, respon seperti ini sangat menguntungkan.
      Tetapi pada penderita gagal jantung kronis, respon ini bisa menyebabkan peningkatan kebutuhan jangka panjang terhadap sistem kardiovaskuler yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan.
      Lama-lama peningkatan kebutuhan ini bisa menyebabkan menurunya fungsi jantung.

    2. Mekanisme perbaikan lainnya adalah penahanan garam (natrium) oleh ginjal.
      Untuk mempertahankan konsentrasi natrium yang tetap, tubuh secara bersamaan menahan air.

      Penambahan air ini menyebabkan bertambahnya volume darah dalam sirkulasi dan pada awalnya memperbaiki kerja jantung.
      Salah satu akibat dari penimbunan cairan ini adalah peregangan otot jantung karena bertambahnya volume darah.

      Otot yang teregang berkontraksi lebih kuat.
      Hal ini merupakan mekanisme jantung yang utama untuk meningkatkan kinerjanya dalam gagal jantung.

      Tetapi sejalan dengan memburuknya gagal jantung, kelebihan cairan akan dilepaskan dari sirkulasi dan berkumpul di berbagai bagian tubuh, menyebabkan pembengkakan (edema).
      Lokasi penimbunan cairan ini tergantung kepada banyaknya cairan di dalam tubuh dan pengaruh gaya gravitasi.
      Jika penderita berdiri, cairan akan terkumpul di tungkai dan kaki
      Jika penderita berbaring, cairan akan terkumpul di punggung atau perut.

      Sering terjadi penambahan berat badan sebagai akibat dari penimbunan air dan garam.

    3. Mekanime utama lainnya adalah pembesaran otot jantung (hipertrofi).
      Otot jantung yang membesar akan memiliki kekuatan yang lebih besar, tetapi pada akhirnya bisa terjadi kelainan fungsi dan menyebabkan semakin memburuknya gagal jantung.

    PENYEBAB
    Setiap penyakit yang mempengaruhi jantung dan sirkulasi darah dapat menyebabkan gagal jantung.
    Beberapa penyakit dapat mengenai otot jantung dan mempengaruhi kemampuannya untuk berkontraksi dan memompa darah.

    Penyebab paling sering adalah penyakit arteri koroner, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otot jantung dan bisa menyebabkan suatu serangan jantung.

    Kerusakan otot jantung bisa disebabkan oleh:
    - Miokarditis (infeksi otot jantung karena bakteri, virus atau mikroorganisme lainnya)
    - Diabetes
    - Kelenjar tiroid yang terlalu aktif
    - Kegemukan (obesitas).

    Penyakit katup jantung bisa menyumbat aliran darah diantara ruang-ruang jantung atau diantara jantung dan arteri utama.
    Selain itu, kebocoran katup jantung bisa menyebabkan darah mengalir balik ke tempat asalnya.
    Keadaan ini akan meningkatkan beban kerja otot jantung, yang pada akhirnya bisa melemahkan kekuatan kontraksi jantung.

    Penyakit lainnya secara primer menyerang sistem konduksi listrik jantung dan menyebabkan denyut jantung yang lambat, cepat atau tidak teratur, sehingga tidak mampu memompa darah secara efektif.

    Jika jantung harus bekerja ekstra keras untuk jangka waktu yang lama, maka otot-ototnya akan membesar; sama halnya dengan yang terjadi pada otot lengan setelah beberapa bulan melakukan latihan beban.
    Pada awalnya, pembesaran ini memungkinkan jantung untuk berkontraksi lebih kuat; tetapi akhirnya jantung yang membesar bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan memompa jantung dan terjadilah gagal jantung.

    Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa menyebabkan jantung bekerja lebih berat.
    Jantung juga bekerja lebih berat jika harus mendorong darah melalui jalan keluar yang menyempit (biasanya penyempitan katup aorta).

    Penyebab yang lain adalah kekakuan pada perikardium (lapisan tipis dan transparan yang menutupi jantung).
    Kekakuan ini menghalangi pengembangan jantung yang maksimal sehingga pengisian jantung juga menjadi tidak maksimal.

    Penyebab lain yang lebih jarang adalah penyakit pada bagian tubuh yang lain, yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan oksigen dan zat-zat makanan, sehingga jatnung yang normalpun tidak mampu memenuhi peningkatan kebutuhan tersebut dan terjadilah gagal jantung.

    Penyebab gagal jantung bervariasi di seluruh dunia karena penyakit yang terjadipun tidak sama di setiap negara.
    Misalnya di negara tropis sejenis parasit tertentu bisa bersemayam di otot jantung dan menyebabkan gagal jantung pada usia yang jauh lebih muda.

    GEJALA
    Penderita gagal jantung yang tidak terkompensasi akan merasakan lelah dan lemah jika melakukan aktivitas fisik karena otot-ototnya tidak mendapatkan jumlah darah yang cukup.
    Pembengkakan juga menyebabkan berbagai gejala.
    Selain dipengaruhi oleh gaya gravitasi, lokasi dan efek pembengkakan juga dipengaruhi oleh sisi jantung yang mengalami gangguan.

    Gagal jantung kanan cenderung mengakibatkan pengumpulan darah yang mengalir ke bagian kanan jantung.
    Hal ini menyebabkan pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai, hati dan perut.

    Gagal jantung kiri menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-paru (edema pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas yang hebat.
    Pada awalnya sesak nafas hanya terjadi pada saat melakukan aktivitas; tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit, sesak nafas juga akan timbul pada saat penderita tidak melakukan aktivitas.

    Kadang sesak nafas terjadi pada malam hari ketika penderita sedang berbaring, karena cairan bergerak ke dalam paru-paru.
    Penderita sering terbangun dan bangkit untuk menarik nafas atau mengeluarkan bunyi mengi.
    Duduk menyebabkan cairan mengalir dari paru-paru sehingga penderita lebih mudah bernafas.

    Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya penderita gagal jantung tidur dengan posisi setengah duduk.

    Pengumpulan cairan dalam paru-paru yang berat (edema pulmoner akut) merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan pertolongan segera dan bisa berakibat fatal.

    DIAGNOSA
    Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang terjadi.

    Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan fisik, yang biasanya menunjukkan:
    - denyut nadi yang lemah dan cepat
    - tekanan darah menurun
    - bunyi jantung abnormal
    - pembesaran jantung
    - pembengkakan vena leher
    - cairan di dalam paru-paru
    - pembesaran hati
    - penambahan berat badan yang cepat
    - pembengkakan perut atau tungkai.

    Foto rontgen dada bisa menunjukkan adanya pembesaran jantung dan pengumpulan cairan di dalam paru-paru.

    Kinerja jantung seringkali dinilai melalui pemeriksaan ekokardiografi (menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan jantung) dan elektrokardiografi (menilai aktivitas listrik dari jantung).

    Pemeriksaan lainnya bisa dilakukan untuk menentukan penyakit penyebab gagal jantung.

    PENGOBATAN
    Pengobatan dilakukan agar penderita merasa lebih nyaman dalam melakukan berbagai aktivitas fisik, dan bisa memperbaiki kualitas hidup serta meningkatkan harapan hidupnya.
    Pendekatannya dilakukan melalui 3 segi, yaitu mengobati penyakit penyebab gagal jantung, menghilangkan faktor-faktor yang bisa memperburuk gagal jantung dan mengobati gagal jantung.


    MENGOBATI PENYEBAB GAGAL JANTUNG
    1. Pembedahan bisa dilakukan untuk:
      - memperbaiki penyempitan atau kebocoran pada katup jantung
      - memperbaiki hubungan abnormal diantara ruang-ruang jantung
      - memperbaiki penyumpatan arteri koroner
      yang kesemuanya bisa menyebabkan gagal jantung.
    2. Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.
    3. Kombinasi obat-obatan, pembedahan dan terapi penyinaran terhadap kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
    4. Pemberian obat anti-hipertensi.


    MENGHILANGKAN FAKTOR YANG MEMPERBURUK GAGAL JANTUNG

    Merokok, garam, kelebihan berat badan dan alkohol akan memperburuk gagal jantung.
    Dianjurkan untuk berhenti merokok, melakukan perubahan pola makan, berhenti minum alkohol atau melakukan olah raga secara teratur untuk memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan.
    Untuk penderita gagal jantung yang berat, tirah baring selama beberapa hari merupakan bagian penting dari pengobatan.

    Penggunaan garam yang berlebihan dalam makanan sehari-hari bisa menyebabkan penimbunan cairan yang akan menghalangi pengobatan medis.
    Jumlah natrium dalam tubuh bisa dikurangi dengan membatasi pemakaian garam dapur, garam dalam masakan dan makanan yang asin.
    Penderita gagal jantung yang berat biasanya akan mendapatkan keterangan terperinci mengenai jumlah asupan garam yang masih diperbolehkan.

    Cara yang sederhana dan dapat dipercaya untuk mengetahui adanya penimbunan cairan dalam tubuh adalah dengan menimbang berat badan setiap hari.
    Kenaikan lebih dari 1 kg/hari hampir dapat dipastikan disebabkan oleh penimbunan cairan.
    Penambahan berat badan yang cepat dan terus menerus merupakan petunjuk dari memburuknya gagal jantung.

    Karena itu penderita gagal jantung diharuskan menimbang berat badannya setepat mungkin setiap hari, terutama pada pagi hari , setelah berkemih dan sebelum sarapan.
    Timbangan yang digunakan harus sama, jumlah pakaian yang digunakan relatif sama dan dibuat catatan tertulis.


    MENGOBATI GAGAL JANTUNG.

    Pengobatan terbaik untuk gagal jantung adalah pencegahan atau pengobatan dini terhadap penyebabnya.

    Gagal Jantung Kronis.

    Jika pembatasan asupan garam saja tidak dapat mengurangi penimbunan cairan, bisa diberikan obat diuretik untuk menambah pembentukan air kemih dan membuang natrium dan air dari tubuh melalui ginjal.
    Mengurangi cairan akan menurunkan jumlah darah yang masuk ke jantung sehingga mengurangi beban kerja jantung.
    Untuk pemakaian jangka panjang, diuretik diberikan dalam bentuk sediaan per-oral (ditelan); sedangkan dalam keadaan darurat akan sangat efektif jika diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah).
    Pemberian diuretik sering disertai dengan pemberian tambahan kalium, karena diuretik tertentu menyebabkan hilangnya kalium dari tubuh; atau bisa digunakan diuretik hemat kalium.

    digoksin meningkatkan kekuatan setiap denyut jantung dan memperlambat denyut jantung yang terlalu cepat.
    Ketidakteraturan irama jantung (aritmia, dimana denyut jantung terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak teratur), bisa diatasi dengan obat atau dengan alat pacu jantung buatan.

    Sering digunakan obat yang melebarkan pembuluh darah (vasodilator), yang bisa melebarkan arteri, vena atau keduanya.
    Pelebar arteri akan melebarkan arteri dan menurunkan tekanan darah, yang selanjutnya akan mengurangi beban kerja jantung.

    Pelebar vena akan melebarkan vena dan menyediakan ruang yang lebih untuk darah yang telah terkumpul dan tidak mampu memasuki bagian kanan jantung.
    Hal ini akan mengurangi penyumbatan dan mengurangi beban jantung.

    Vasodilator yang paling banyak digunakan adalah ACE-inhibitor (angiotensin converting enzyme inhibitor).
    Obat ini tidak hanya meringankan gejala tetapi juga memperpanjang harapan hidup penderita.
    ACE-inhibitor melebarkan arteri dan vena; sedangkan obat terdahulu hanya melebarkan vena saja atau arteri saja (misalnya nitrogliserin hanya melebarkan vena, hydralazine hanya melebarkan arteri).

    Ruang jantung yang melebar dan kontraksinya jelek memungkinkan terbentuknya bekuan darah di dalamnya.
    Bekuan ini bisa pecah dan masuk ke dalam sirkulasi kemudian menyebabkan kerusakan di organ vital lainnya, misalnya otak dan menyebabkan stroke.
    Oleh karena itu diberikan obat antikoagulan untuk membantu mencegah pembentukan bekuan dalam ruang-ruang jantung.

    Milrinone dan amrinone menyebabkan pelebaran arteri dan vena, dan juga meningkatkan kekuatan jantung.
    Obat baru ini hanya digunakan dalam jangka pendek pada penderita yang dipantau secara ketat di rumah sakit, karena bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang berbahaya.

    Pencangkokan jantung dianjurkan pada penderita yang tidak memberikan respon terhadap pemberian obat.

    Kardiomioplasti merupakan pembedahan dimana sejumlah besar otot diambil dari punggung penderita dan dibungkuskan di sekeliling jantung, kemudian dirangsang dengan alat pacu jantung buatan supaya berkontraksi secara teratur.

    Gagal Jantung Akut.

    Bila terjadi penimbunan cairan tiba-tiba dalam paru-paru (edema pulmoner akut), penderita gagal jantung akan mengalami sesak nafas hebat sehingga memerlukan sungkup muka oksigen dengan konsentrasi tinggi.
    Diberikan diuretik dan obat-obatan (misalnya digoksin) secara intravena supaya terjadi perbaikan segera.
    Nitrogliserin intravena atau sublingual (dibawah lidah) akan menyebabkan pelebaran vena, sehingga mengurangi jumlah darah yang melalui paru-paru.

    Jika pengobatan di atas gagal, pernafasan penderita dibantu dengan mesin ventilator.
    Kadang dipasang torniket pada 3 dari keempat anggota gerak penderita untuk menahan darah sementara waktu, sehingga mengurangi volume darah yang kembali ke jantung.
    Torniket ini dipasang secara bergantian pada setiap anggota gerak setiap 10-20 menit untuk menghindari cedera.

    Pemberian morfin dimaksudkan untuk:
    - mengurangi kecemasan yang biasanya menyertai edema pulmoner akut
    - mengurangi laju pernafasan
    - memperlambat denyut jantung
    - mengurangi beban kerja jantung.

    PENCEGAHAN
    Kunci untuk mencegah gagal jantung adalah mengurangi faktor-faktor risiko Anda. Anda dapat mengontrol atau menghilangkan banyak faktor-faktor risiko penyakit jantung - tekanan darah tinggi dan penyakit arteri koroner, misalnya - dengan melakukan perubahan gaya hidup bersama dengan bantuan obat apa pun yang diperlukan.

    Perubahan gaya hidup dapat Anda buat untuk membantu mencegah gagal jantung meliputi:
    • Tidak merokok
    • Mengendalikan kondisi tertentu, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes
    • Tetap aktif secara fisik
    • Makan makanan yang sehat
    • Menjaga berat badan yang sehat
    • Mengurangi dan mengelola stres

      >>